Senin, 02 April 2012

Tugas 2 - Perekonomian Indonesia - Kelompok 1


Kelompok 1 :
·         Pranki Robin Purba                         25211553
·         Ana Maria Genoviva                       20211685
·         Silmi Sabila                                        26211764
·         Nuke Permata Sari                          25211270
           
Tugas 2
1.       Jelaskan cara penghitungan pendapatan nasional dengan pendekatan produksi(GDP) dan berikan 2 contohnya
GDP (GROSS DOMESTIC PRODUCT) atau Produksi  Domestic Bruto adalah pendapatan nasional yang nilainya dihitung dengan cara menjumlahkan seluruh kegiatan produksi yang dilakukan oleh semua pelaku atau sektor ekonomi diwilayah indonesia,dalam kurun waktu tertentu.
Yang perlu diingat dalam perhitungan tersebut ,jangan sampai terjadi perhitungan ganda(double counting)yang dapat menyebabkan pendapatan nasional (GDP) indonesia tampak lebih besar.salah satu akibatnya adalah seolah-olah negara indonesia sudah cukup maju dan makmur(terlihar dari GDP yang tampak besar),sehingga bantuan luar negri akan dialihkan ke negara yang lebih membutuhkan dengan demekian kita akan kehilangan kesempatan mendapatkan tambahan dana pembangunan,sedagkan kita sesungguhnya masih sangat membutuhkan nya.

Pertama,GDP dihitung hanya dari nilai akhir dari suatu produk saja misalnya untuk industri otomotif,hasil akhirnya saja(mobil) yang akan dihitung.
Contoh ilustrasi 1 adalah:
·         Produsen I petani gandum ,produksinya di nilai RP 200,-atau satuan tertentu
·         Produsen II pabrik tepung terigu,produksinya di nilai RP 500,-satuan tertentu
·         Produsen III pabrik roti produksinya dinilai RP 750,-satuan tertentu

Dari ilustrasi sederhana diatas,maka pendapatan nasional (GDP) indonesia adalah sebesar RP 750,-yakni hanya menilai hasil akhirnya saja .karena nilai roti seharga RP750,-tersebut telah terkandung unsur gandum dan tepung terigu.yang dimaksud dengan perhitungan ganda adalah dengan mengganggap bahwa pendapatan nasional (GDP) indonesia adalah sebesar RP 1.450,- (200+500+750).sehingga hasil sebesar RP 1.450,- sangat menyesatkan ,dan tidak menggambarkan keadaan yang sesungguhnya .
Kedua,dengan menjumlahkan nilai tambah dari masing-masing komoditi yang dihasilkan oleh masing-masing produsen,sehingga jika kita gunakan iliustrasi diatas maka pendapatan nasional (GDP) indonesia dengan cara ini akan menghasilkan jumlah yang sama.

Produsen I petani gandum,produksi nya dinilai RP 200,-satuan tertentu.karena sebelumnya tidaka ada produksi ,kemudian ada produksi gandum senilai Rp 200,-maka ada nilai tambah sebesar RP 200,- 

 Produsen pabrik tepung terigu,produksinya bernilai RP 500,- satuan tertentu,dari bahan baku gandum yang hanya seharga RP 200,- menjadi tepung terigu dengan harga RP 500,- berarti ada nilai tambah sebesar RP 300,-

Produsen III pabrik roti ,produksinya dinilai RP 750,-satuan tertentu,setelah tepung terigu diolah oleh pabrik roti menjadi roti maka terdapat nilai tambah senilai RP 250,-
Dari ilustrasi di atas ,jika kita akumulasi maka total nilai tambah dari masing –masing komoditi (gandum,tepung,dan roti)tersebut adalah sebesar RP 750,- (200+300+250) dimana angka ini sama besarnya dengan pendapatan nasional(GDP) indonesia jika dihitung dengan cara yang pertama.
Sebagai catatan,Gross Domestic Product ini diperoleh dengan menggunakan konsep kewilayahan artinya nilai produksinya tersebut diperoleh dari seluruh kegiatan produksi dari semua pelaku ekonomi yang laksanakan kegiatan produksinya di wilayah indonesia saja.

Contoh ilustrasi 2 :
Selama tahun 2005 memproduksi 1000 potong baju dengan harga perjual per potong Rp 120,- maka PDB 2005 sebesar Rp 120.000,- . untuk PDB tahun 2004 Rp 100.000,- . jika harga sepotong baju Rp 80,- maka jumlah baju yang diproduksi adalah Rp 100.000 / 80 = Rp 1250,- ternyata output PDB tahun 2005 lebih sedikit, hal ini disebabkan oleh naiknya harga baju selama tahun 2005 dari Rp 80,- menjadi Rp 120,- /potong , atau ada kenaikan 50 %.
Dari contoh diatas, bila tahun 2004 dianggap sebagai kondisi yang relatif baik, maka harga baju tahun 2004 digunakan sebagai tahun dasar sehingga nilai PDB tahun 2005 berdasarkan harga konstan tahun 2004 : PDB 2005 = Q 2005 * P 2004            
                =  1000 * 80                   
                = 80.000
Dari perhitungan diatas, dengan menghilangkan pengaruh inflasi karena menggunakan harga konstan terlihat bahwa output tahun 2005 lebih sedikit daripada output tahun 2004. Nilai PDB tahun 2005 disebut sebagai PDB riil dan nilainya adalah sebesar Rp 120.000,- disebut PDB nominal.

Secara umum, hubungan antara nilai riil dan nominal dapat dinyatakan sebagai berikut :
Deflator = (harga tahun T / harga tahun T-1)* 100 %
Dari contoh diatas nilai Deflator = Rp 120,- / Rp 80,- * 100% = 150% . dengan demikian PDB riil = Rp 120.000 * 150% = Rp 80.000



Tidak ada komentar:

Posting Komentar