Kelompok
1 :
·
Pranki
Robin Purba 25211553
·
Ana
Maria Genoviva 20211685
·
Silmi
Sabila 26211764
·
Nuke
Permata Sari 25211270
Tugas 2
1. Jelaskan cara penghitungan
pendapatan nasional dengan pendekatan produksi(GDP) dan berikan 2 contohnya
GDP (GROSS
DOMESTIC PRODUCT) atau Produksi Domestic
Bruto adalah pendapatan nasional yang nilainya dihitung dengan cara
menjumlahkan seluruh kegiatan produksi yang dilakukan oleh semua pelaku atau
sektor ekonomi diwilayah indonesia,dalam kurun waktu tertentu.
Yang
perlu diingat dalam perhitungan tersebut ,jangan sampai terjadi perhitungan
ganda(double counting)yang dapat menyebabkan pendapatan nasional (GDP)
indonesia tampak lebih besar.salah satu akibatnya adalah seolah-olah negara
indonesia sudah cukup maju dan makmur(terlihar dari GDP yang tampak
besar),sehingga bantuan luar negri akan dialihkan ke negara yang lebih
membutuhkan dengan demekian kita akan kehilangan kesempatan mendapatkan
tambahan dana pembangunan,sedagkan kita sesungguhnya masih sangat membutuhkan
nya.
Pertama,GDP
dihitung hanya dari nilai akhir dari suatu produk saja misalnya untuk industri
otomotif,hasil akhirnya saja(mobil) yang akan dihitung.
Contoh
ilustrasi 1 adalah:
·
Produsen
I petani gandum ,produksinya di nilai RP 200,-atau satuan tertentu
·
Produsen
II pabrik tepung terigu,produksinya di nilai RP 500,-satuan tertentu
·
Produsen
III pabrik roti produksinya dinilai RP 750,-satuan tertentu
Dari
ilustrasi sederhana diatas,maka pendapatan nasional (GDP) indonesia adalah
sebesar RP 750,-yakni hanya menilai hasil akhirnya saja .karena nilai roti
seharga RP750,-tersebut telah terkandung unsur gandum dan tepung terigu.yang
dimaksud dengan perhitungan ganda adalah dengan mengganggap bahwa pendapatan
nasional (GDP) indonesia adalah sebesar RP 1.450,- (200+500+750).sehingga hasil
sebesar RP 1.450,- sangat menyesatkan ,dan tidak menggambarkan keadaan yang
sesungguhnya .
Kedua,dengan
menjumlahkan nilai tambah dari masing-masing komoditi yang dihasilkan oleh
masing-masing produsen,sehingga jika kita gunakan iliustrasi diatas maka
pendapatan nasional (GDP) indonesia dengan cara ini akan menghasilkan jumlah
yang sama.
Produsen I petani gandum,produksi nya dinilai RP 200,-satuan tertentu.karena sebelumnya tidaka ada produksi ,kemudian ada produksi gandum senilai Rp 200,-maka ada nilai tambah sebesar RP 200,-
Produsen pabrik tepung terigu,produksinya bernilai RP 500,- satuan tertentu,dari bahan baku gandum yang hanya seharga RP 200,- menjadi tepung terigu dengan harga RP 500,- berarti ada nilai tambah sebesar RP 300,-
Produsen III pabrik roti ,produksinya dinilai RP 750,-satuan tertentu,setelah tepung terigu diolah oleh pabrik roti menjadi roti maka terdapat nilai tambah senilai RP 250,-
Dari
ilustrasi di atas ,jika kita akumulasi maka total nilai tambah dari masing
–masing komoditi (gandum,tepung,dan roti)tersebut adalah sebesar RP 750,-
(200+300+250) dimana angka ini sama besarnya dengan pendapatan nasional(GDP)
indonesia jika dihitung dengan cara yang pertama.
Sebagai
catatan,Gross Domestic Product ini diperoleh dengan menggunakan konsep
kewilayahan artinya nilai produksinya tersebut diperoleh dari seluruh kegiatan
produksi dari semua pelaku ekonomi yang laksanakan kegiatan produksinya di
wilayah indonesia saja.
Contoh
ilustrasi 2 :
Selama tahun 2005 memproduksi 1000 potong baju dengan harga perjual
per potong Rp 120,- maka PDB 2005 sebesar Rp 120.000,- . untuk PDB tahun 2004
Rp 100.000,- . jika harga sepotong baju Rp 80,- maka jumlah baju yang
diproduksi adalah Rp 100.000 / 80 = Rp 1250,- ternyata output PDB tahun 2005
lebih sedikit, hal ini disebabkan oleh naiknya harga baju selama tahun 2005
dari Rp 80,- menjadi Rp 120,- /potong , atau ada kenaikan 50 %.
Dari contoh diatas, bila tahun 2004 dianggap sebagai kondisi yang
relatif baik, maka harga baju tahun 2004 digunakan sebagai tahun dasar sehingga
nilai PDB tahun 2005 berdasarkan harga konstan tahun 2004 : PDB 2005 = Q 2005 *
P 2004
= 1000 * 80
= 80.000
Dari perhitungan diatas, dengan menghilangkan pengaruh inflasi karena
menggunakan harga konstan terlihat bahwa output tahun 2005 lebih sedikit
daripada output tahun 2004. Nilai PDB tahun 2005 disebut sebagai PDB riil dan
nilainya adalah sebesar Rp 120.000,- disebut PDB nominal.
Secara umum, hubungan antara nilai riil dan nominal dapat dinyatakan
sebagai berikut :
Deflator
= (harga tahun T / harga tahun T-1)* 100 %
Dari
contoh diatas nilai Deflator = Rp 120,- / Rp 80,- * 100% = 150% . dengan
demikian PDB riil = Rp 120.000 * 150% = Rp 80.000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar